Rakyat Bandung juga ikut mempertahankan kemerdekaan. Kedatangan pasukan Sekutu pada 12 Oktober 1945 dengan alasan untuk melucuti senjata tentara Jepang di Bandung tidak disukai oleh warga Bandung. Warga Bandung semakin marah setelah Sekutu mengeluarkan ultimatum agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan selambat-lambatnya pada 20 November 1945. Mereka menolak ultimatum itu, sebagai jawaban, mereka melakukan serangan terhadap Sekutu. Serangan juga dilakukan oleh para pejuang Bandung setelah Sekutu memaksa membagi dua wilayah kota menjadi wilayah Bandung Uatara dan Bandung Selatan dengan batas jalan kereta api yang membelah kota.
Perlawanan Tentara Rakyat Indonesia (TR) di Bandung memaksa Sekutu untuk mengeluarkan ultimatum kedu, dimana isinya adalah meminta kepada pihak TRI di Bandung untuk mengosongkan seluruh Kota Bandung selambat-lambatnya 23 Maret 1946. Akhirnya, dengan berat hati pihak TRI di Bandung melaksanakan ultimatum tersebut. Akan tetapi, daripada tempat-tempat penting di Bandung jatuh ke tangan Belanda dan Sekutu, para pejuang membumihanguskan wilayah jota bagian selatan. Sambil meninggalkan Bandung menuju luar kota arah selatan, para pejuang Bandung terus melakukan perlawanan sejak April 1946. Sasaran perlawanan, yaitu gudang-gudang mesiu yang telah dikuasai oleh Sekutu di Dayeuhkolot, Bandung Selatan. Dua pemuda Bandung bernama Mohammad Toha dan Mohammad memimpin serangan terhadap gudang mesiu tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar